Jumat, 23 Desember 2011

Sejarah Umum HKBP dan HKBP Baturaja

H

KBP adalah sebuah organisasi Gereja suku terbesar di kawasan Asia Tenggara, di mana Gereja ini merupakan sebuah Gereja yang lahir di sebuah suku yaitu Suku Batak yang berada di Tapanuli, Sumatera Utara. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.

Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya.

Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kotaTarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini juga Ephorus (=uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor.

HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss.

1. Penyebaran Injil Awal di Tanah Batak

Beberapa sumber mencatat bahwa pengabaran Injil di tanah Batak dimulai semenjak Pendeta Ward dan Pendeta Barton dari Gereja Baptis Inggris meyebarkan injil. Usaha pengabaran Injil di tanah Batak dimulai kembali di tahun 1834 dengan diutusnya Pdt Samuel Munson dan Pdt Henry Lyman dari badan Zending di Boston. Usaha ini mengalami kegagalan di saat kedua missionaris tersebut mati martir di Lobu Pining (Tapanuli Utara). Usaha menginjili tanah Batak sempat terhenti sampai berita mengenai tanah Batak terdengar lagi di Eropa dari hasil ekspedisi seorang Ilmuwan yang bernama Junghun pada tahun 1840. Akibatnya pada tahun 1849 Lembaga Alkitab Belanda mengirim Van der Tuuk untuk mempelajari Bahasa Batak dan hasilnya adalah diterjemahkannya sebagian Alkitab ke dalam bahasa Batak menggunakanaksara Batak. Setelah melihat hasil karya Van der Tuuk, Badan Zending Rheinshe (RMG) mengalihkan konsentrasinya dalam menyebarkan Injil ke daerah Batak degan mengutus Pendeta D.R. Fabri ke sana, sebagian sumber menyebutkan bahwa hal ini disebabkan terhalangnya usaha RMG di Kalimantan.

2. Kelahiran HKBP

Setelah sekian lama melakukan pengabaran Injil, pada tanggal 31 Maret 1861 di Sipirok, akhirnya Pendeta Van Asselt mengadakan Baptisan Kudus pertama bagi orang Batak, yaitu pada Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon. Karena wilayah penginjilan yang mulai meluas, pada tanggal 7 Oktober di tahun yang sama di Sipirok diadakan pertemuan antara 4 Missionaris yang membicarakan pembagian wilayah Penginjilan. Hari ini kemudian diperingati sebagai hari kelahiran HKBP. Mereka yang mengadakan rapat itu adalah :Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt. Seringkali banyak orang menghubungkan nama HKBP dengan akronim nama mereka, pada hal nama HKBP baru dipakai tahun 1929.

3. Tata Pelayanan

HKBP mempunyai 2 sakramen sacral yaitu : Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus sebagai mana yang diperintahkan langsung oleh Tuhan Yesus Kristus. Dalam ibadah minggu biasanya Pelayanan dilaksanakan oleh 1 Pengkhotbah yaitu Pendeta / Bibelvrouw / Sintua yang telah di tahbiskan oleh Pendeta. Pelayanan ibadah minggu maupun harian di rumah jemaat selalu menggunakan tata ibadah liturgis yang hanya di keluarkan oleh HKBP. Dalam melakukan ibadah, HKBP kebanyakan menggunakan 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Batak, begitupun dengan Alkitab dan buku nyanyiannya. Untuk buku nyanyian HKBP hanya menggunakan Kidung Jemaat untuk bahasa Indonesia dan buku Ende untuk bahsa Batak. Di HKBP juga diadakan pelayanan khusus yaitu ibadah Naik Sidi ( Katekisasi / Penyaksian dan Pengakuan Iman ). Adapun acuan acuan di HKBP sebagai berikut : Alkitab, Peraturan dan Aturan HKBP, buku Konvesi HKBP, buku RPP HKBP, Buku Kathekismus kecil, dll.

4. Pelayan di HKBP

a. Pendeta Mahasiswa / Naposo Bulung ( Pemuda Remaja )

Pendeta yang pelayanannya fokus kepada kehidupan rohani mahasiswa dan naposo bulung ( pemuda remaja )

b. Pendeta Diperbantukan

Pendeta yang pelayanannya di fokuskan untuk membantu pendeta resort atau pendeta huria yang memiliki jumlah jemaat yang banyak seperti di HKBP Yogyakarta dan HKBP Palembang.

c. Pendeta Huria

Pendeta yang pelayanannya focus pada gereja tingkat Huria atau pagaran yang bertanggung jawab lansung kepada Pendeta Ressort.

d. Pendeta Ressort
Pendeta yang focus pelayanannya pada gereja di tingkat resort yang membawahi langsung pendet Huria dan bertanggung jawab pada pendeta Distrik / Praeses.

e. Pendeta Distrik / Praeses
Pendeta yang focus pelayanannya pada tingkat distrik.

f. Pendeta Ephorus
Sebagai pimipinan tertinggi di organisasi Gereja HKBP.

g. Bibelvrouw
Pelayan perempuan yang melayani di bidang Alkitabiah dan music dengan focus kepada seksi ina dan naposo bulung serta sekolah minggu

h. Diakones, Evangelis, Sintua, dll
Sebagai pelayan yang mengatasi langsung jemaat yang biasanya di tahbiskan dari jemaat gereja karena keinginannya untuk melayani.

i. Daftar Ephorus HKBP

No.

Nama

Dari

Sampai

Keterangan

1.

1.

Pdt. Dr. I. L. Nommensen

1881

1918

Ephorus pertama

2.

2.

Pdt. Valentin Kessel

1918

1920

Pejabat sementara Ephorus

3.

3.

Pdt. Dr. Johannes Warneck

1920

1932


4.

4.

Pdt. P. Landgrebe

1932

1936


5.

5.

Pdt. Dr. E. Verwiebe

1936

1940


6.

6.

Pdt. H.F. de Kleine

1940

1940

Pejabat Ephorus

7.

7.

Pdt. K. Sirait

1940

1942

Orang Batak pertama yang menjadi Ephorus

8.

8.

Pdt. Dr. (H.C.) Justin Sihombing

1942

1950


9.

Pdt. Dr. (H.C.) Justin Sihombing

1950

1960


10.

Pdt. Dr. (H.C.) Justin Sihombing

1960

1962


11.

9.

Pdt. Dr. (H.C.) T.S. Sihombing

1962

1974

Terpilih dalam Sinode Godang Istimewa.

12.

10.

Pdt. G.H.M. Siahaan

1974

1981


13.

Pdt. G.H.M. Siahaan

1981

1986


14.

11.

Pdt. Dr Dr. Hc. S.A.E. Nababan, LLD

1986

1998

Terjadi Krisis HKBP (1992-1998) yang menghasilkan dualisme kepemimpinan hingga 1998.

14.b.

12.

Pdt. Dr. P.W.T. Simanjuntak

1993

1998

Terpilih dalam Sinode Godang Istimewa.

15.

13.

Pdt. Dr. J.R. Hutauruk

1998

1998

Terpilih sebagai Pjs. Ephorus dalam Sinode Godang ke-53.

16.

Pdt. Dr. J.R. Hutauruk

1998

2004

Terpilih dalam Sinode Godang Rekonsiliasi.

16.

14.

Pdt. Dr. Bonar Napitupulu

2004

2008


16.

Pdt. Dr. Bonar Napitupulu

2008

2012

Terpilih dalam Sinode Godang HKBP ke-59 di Seminarium Sipoholon

5. Garis waktu sejarah HKBP

1824

· Pekabar injil datang ke tanak Batak untuk yang pertama kali dari Gereja Baptis Inggris yaitu: Pdt. Burton dan Pdt. Ward.

1825–1829

· Perang Tuanku Rao (Perang Bonjol) yang melibatkan bangsa Batak

1834

· Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Hendy Lyman datang ke tanah Batak disuruh oleh Persekutuan Zending Boston, akan tetapi mereka dibunuh di desa Lobu Pinang.

1840

· Franz Wilhelm Junghuhn mempelajari Bahasa Batak dan Adat Batak, memberitahukan bangsa Eropa mengenai bangsa Batak.

1849

· Herman Neubronner van der Tuuk dari Amsterdam disuruh Persekutuan Bibel Netherland meneliti Bahasa Batak. Dia sempat menuliskan isi Alkitab berbahasakan Bahasa Batak, menulis tata Bahasa Batak dan membuat kamus Bahasa Batak – Belanda beserta cerita-cerita rakyat..

1853

· Akibat perlakuan yang tidak simpatik dari suku Banjarmasin terhadap pendeta, maka Dr. Fabri pimpinan dari Rheinische Zending – Belanda memutasikan para pendeta dari Banjarmasin ke Tanah Batak, setelah membaca surat yang datang dari Tanah Batak tentang pekabaran Injil yang baru dirintis di Tanah Batak.

1857

· Pdt. Van Asselt dari Ermelo-Belanda, utusan Ds. Witteveen, melakukan pelayanan di Desa Parau Sorat, daerah Sipirok, Tapanuli Selatan



1861

· 31 Maret - Sebagai tanda diterimanya pekabaran Injil di Tanah Batak dimulai dengan adanya baptis perdana yang dilakukan oleh Pdt. Van Asselt terhadap dua orang suku Batak (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) di Parau Sorat, Sipirok. Ini adalah baptisan pertama yang diterima oleh orang Batak dan tanggal ini sampai sekarang diperingati sebagai hari Hakaristenon di Tapanuli.

· 7 Oktober - Merupakan hari lahirnya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), ditandai dengan berundingnya empat orang Missionaris, Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt (mereka berasal dari zending Emerllo Belanda dan Zending Rheinische Mission Jerman). Keempat tenaga zending ini mengadakan rapat di Sipirok untuk membicarakan pembagian wilayah pelayanan di Tapanuli.

1862

· Berdirinya Jemaat di Sarulla dan Pangalaon Pahae

1864

· 20 Mei - Pdt. I. L. Nommensen membangun gedung di dusun Dame I yang terletak di Desa Saitnihuta Ompu Sumurung, kemudian dinamakannya Godung Huta Dame.

· 29 Mei - Pdt. I. L. Nommensen mengadakan kebaktian minggu pertama di Godung Huta Dame, dan meresmikan gereja pertama yang dibangunnya di Tanah Batak, yaitu HKBP Saitnihuta (Huta Dame Saitnihuta) dan HKBP Pearaja (Kedua gereja ini satu kepanitiaan dalam merayakan Pesta Jubileum. Pada tanggal 20 Mei 1964, HKBP Pearaja merayakan Pesta Jubileum ke 100 tahun, tetapi untuk selanjutnya, tanggal 29 Mei merupakan tanggal resmi Pesta Jubileum yang akan dilakukan oleh kedua gereja ini).

· 25 Desember - Pembaptisan kepada 3 orang Batak di Gereja Sipirok, yaitu Thomas Siregar, Pilipus Harahap dan Johannes Hutabarat yang di baptis Pdt. Klammer.

· 27 Agustus 1865 Pembaptisan Pertama kepada 13 orang di Silindung

1867

· Berdiri jemaat HKBP Pansurnapitu

1868

· Berdiri Sekolah Guru di Parau Sorat, Sipirok, Tapanuli Selatan. Murid pertama berjumlah 5 orang, yaitu: Thomas, Paulus, Markus, Johannes dan Epraim. Guru mereka adalah Dr. A.Schreiber dan Leipold

1870

· Permulaan berdirinya Jemaat di Sibolga dan Sipoholon

1872

· Berdiri Sekolah Normal Pemerintah di Tapanuli Selatan dan Jemaat di Bahal Batu

1877

· Berdiri Seminarium di Pansurnapitu, jumlah murid pertama 12 orang

1878

· Pdt. I. L. Nommensen menerjemahkan Injil ke Bahasa Batak dalam aksara Batak dan aksara Latin; 306 Desa di Lembah Silindung masuk dalam pemerintahan Kolonial Belanda

1879

· Pdt. A. Schreiber menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Batak Angkola.

1881

· Diresmikan HKBP di Balige; Penyusunan Aturan Dasar dan Aturan Rumah Tangga HKBP, dan Pdt. I.L. Nommensen diangkat menjadi Ephorus HKBP

1883

· Sekolah Pendeta Pertama dibuka dan 4 orang putera Batak pertama untuk Sekolah Pendeta, yaitu: Johannes Siregar, Markus Siregar, Petrus Nasution dan Johannes Sitompul. Tetapi, Johannes Sitompul wafat sebelum menyelesaikan studinya.

19 Juli 1885

· Pemberkatan Pendeta Batak yang pertama di HKBP Pearaja, yakni: Johannes Siregar, Markus Siregar, Petrus Nasution.

13 uli 1889

· Diutus RMG Nona Hester Needham (23 Januari 1885 – 12 Mei 1897) melayani kaum ibu dan wanita. Ini menjadi awal pelayanan kepada kaum wanita dan anak-anak di Tanah Batak. Pelayanan Nona Hester Needham dibantu oleh Nona Thora di Silindung dan Nona Nieman di Toba.

1890

· 1 Januari - Terbit Surat Parsaoran Immanuel (Jurnal Gereja)

· 8 Januari - Dimulai Nona Hester Needham melayani anak-anak, kaum perempuan di Pansurnapitu, serta turut membimbing murid-murid Sekolah Pendeta di Seminari Pansurnapitu.

1893

· Sekolah Zending mendapat subsidi dari Pemerintah

1894

· Perjanjian Lama di terjemahkan ke dalam Bahasa Batak oleh Pdt. P.H. Johannsen

16 Juli 1895

· Nona Hester Needham ditemani seorang gadis Mandailing, Domi, mengadakan perjalanan ke Muarasipongi Kotanopan.

3 Mei–26 Juli 1896

· Nona Hester Needham melayani di Malintang, menginjili di tengah-tengah penganut agama lain di Mandailing Nametmet. Juli, Nona Hester Needham melayani di Maga hingga akhir hayatnya, serta di makamkan di tanah yang telah dibelinya sebelumnya.

1898

· Terbit untuk pertama kalinya Kalender Gereja

1899

· Dimulai “Pardonaion Mission Batak” yang didirikan orang Kristen Batak serta dipimpin Pdt. Henock Lumbantobing menginjili di daerah yang belum disentuh Injil, yakni: Pulo Samosir, Simalungun dan Dairi.

1900

· Berdiri Sekolah Anak Raja dengan pengantar Bahasa Belanda di narumonda Toba. Guru Pohing dan Pdt. Otto Marcks. Sekaligus berdiri di tempat yang sama Sekolah Tukang.

· 2 Juni - Berdirinya Rumah Sakit di Pearaja, yang di tahun 1928 pindah ke Tarutung (RSU Tarutung Sekarang)

· 5 September - Berdiri Perkampungan penderita Kusta di Huta Salem Laguboti.

1901

· Seminari Pansurnapitu pindah ke Sipoholon

1902

· Disalin Pdt. Schutz Alkitab Perjanjian Baru ke bahasa Batak Angkola yang bertulis latin

1903

· Pemberitaan Injil ke Tanah Simalungun dimulai; Sekolah anak Raja di Narumonda menjadi Seminarium;

· 7 Oktober - Pesta Peringatan Kekristenan yang pertama di Tanah Batak.

1907

· Berdiri Jemaat di Pematangsiantar

27 April 1908

· Hari lahirnya Jemaat di Sidikalang.

1911

· Berdiri Distrik di HKBP, yakni: Tapanuli Selatan (dh. Angkola), Silindung, Humbang, Toba (termasuk Samosir), Sumatera Timur (Simalungun – Ooskust).

1912

· Pendeta HKBP Pertama di tempatkan di Medan

1917

· “Hatopan Christen Batak” berdiri di Tapanuli sebagai organinasi masyarakat.

23 Mei 1918

· Pdt. I.L. Nommensen meninggal dunia di Sigumpar

1918

· Pdt. V. Kessel menjadi Pejabat Ephorus hingga tahun 1920

1919

· Holland Inland School (HIS) Zending berdiri di Narumonda

1920

· Pdt. J. Warneck dipilih menjadi Ephorus HKBP.

1922

· Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Jakarta; Guru Jemaat HKBP pertama di tempatkan di Padang;

· 20 Juni - Sinode Agung (Sinode Godang) I di HKBP

3 Desember 1923

· Dimulai pelayanan diakonia di Hepata

1927

· Berdiri MULO Kristen di Tarutung; Pelayanan kepada kaum Muda yang dipimpin Dr. E. Verwiebe. Pada Juni 1952 dalam rapat Pemuda di Sipoholon ditetapkan menjadi NHKBP, dan menjadi awal minggu kebangkitan NHKBP (Parheheon)

1930

· Berlaku Aturan Gereja (AD dan ART) yang baru.

11 Juni 1931

· HKBP diakui pemerintah dengan Badan Hukum (Rechtperson) No. 48, yang tertulis di Staatsblad Tahun 1932 No. 360

1932

· Pdt. P. Landgrebe dipilih menjadi Ephorus.

1934

· Berdiri Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta, utusan HKBP yang pertama adalah: T.S. Sihombing, K. Sitompul, O. Sihotang, dan P.T. Sarumpaet; Pendeta HKBP pertama di tempatkan di Kutacane, Tanah Alas; Berdiri Sekolah Bibelvrouw (Penginjil Wanita) di Narumonda yang dipimpin Zuster Elfrieda Harder. Tahun 1938 Sekolah ini pindah ke Laguboti.

1935

· Pentahbisan Bibelvrouw yang pertama

1936

· Pdt. E. Verweibe dipilih menjadi Ephorus.

· 1938
Berdirinya jemaat di Yogyakarta

1940

· 10 Mei - semua Pendeta Jerman yang melayani di HKBP dipenjarakan Pemerintah Belanda

· Mei-Juli - Pdt. H.F. de Kleine menjadi Pejabat Ephorus.

· 10–11 Juli - Sinode Godang, Pdt. K. Sirait dipilih menjadi Voorzitter (Ephorus) yang pertama dari Pendeta Batak.

1942

· Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi Ephorus; Distrik Jawa Kalimantan berdiri;

· 25 November - berdiri Distrik Samosir

1946

· Sekolah Guru Huria (SGH) dibuka kembali di Seminarium Sipoholon;

· 2 Februari - Berdiri Distrik Dairi.

1947

· Berdiri kembali Sekolah Pendeta di Seminarium Sipoholon

1950

· Pdt. Justin Sihombing dipilih kembali menjadi Ephorus HKBP dan Ds. K. Sitompul menjadi Sekretaris Jenderal melalui Sinode Godang.

· 4 November - Berdiri Sekolah Teologia Menengah di Sipoholon

1951

· Universitas Bonn menganugerahkan gelar “Doktor Honoris Causa” kepada Pdt. J. Sihombing; Ditetapkan Sinode Godang Konfesi HKBP; Berdiri Percetakan HKBP di Pematangsiantar

· 29 November - Beridiri Distrik Sibolga dan Medan Aceh.

1952

· Berdiri SMA dan SGA di Tarutung; HKBP menjadi Anggota LWF (Lutheran World Federation)

1954

· Pdt. B. Marpaung diutus Zending Batak menginjili di Pulau Mentawai

· 7 Oktober - Peresmian Universitas Nommensen di Pematangsiantar, sekaligus perpindahan Pendidiakan Teologia dari Seminarium Sipoholon ke Pematangsiantar.

· November - Berdiri Distrik Toba Hasundutan.

· 15 Desember - Penyerahan Rumah Sakit HKBP dari Pemerintah ke HKBP.

1955

· Februari - Berdiri Panti Asuhan Elim di Pematangsiantar

· 25 Agustus - Berdiri Sekolah Puteri di Sipoholon

·

17 Maret 1957

· Kirchentag (Kebatian Raya) di Pematangsiantar

1959

· Pdt. Justin Sihombing dipilih menjadi kembali Ephorus HKBP dan Ds. T.S. Sihombing menjadi Sekretaris Jenderal.

1961

· Berdiri Sekolah Teknik di Pematangiantar

· 7 Oktober - Jubileum 100 tahun HKBP di Tarutung

1962

· Ds. T.S. Sihombing dipilih menjadi Ephorus dan Ds. G.H.M. Siahaan menjadi Sekretaris Jenderal; Ditetapkan Aturan Peraturan (Ad & ART) yang baru.

· 3–7 Oktober: Sinode Godang Istimewa di Seminarium Sipoholon

1963

· Konferensi Kerja HKBP yang pertama; Awal dari Penginjilan di Sakai Kandis Riau; Kursus kaum Ibu yang pertama di Sipoholon.

· 1 September - HKBP Melepaskan HKBP Simalungun menjadi Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS).

1965

· 7 Februari - Peresmian Asrama Diakones HKBP “Kapernaum” di Rumah Sakit HKBP Balige.

· 9 April - Asrama Bibelvrouw di Sinaksak Pematangsiantar dimulai pemakaiannya, dan diresmikan tanggal 9 Juli 1967.

6 Februari 1966

· Peresmian Youth Center “Jetun Silangit”

2 April 1967

· Peresmian Asrama Pniel di Rumah Sakit HKBP Balige

19 Februari 1968

· Peresmian Gedung-gedung di FKIP Universitas HKBP Nommensen di Pematangsiantar.

1971

· 17 Mei - Pendidikan Diakones dibuka di Balige.

· 17 Mei - Pembaptisan pertama kepada orang Rupat (daerah Penginjilan) sebanyak 136 orang yang dilayankan oleh Pdt. A.B. Siahaan, dkk.

· 11 Desember - Peresmian Asrama Bethel dan Betania di Rumah Sakit HKBP Balige.

1972

· Ditetapkan Aturan Peraturan (ADT & ART) yang baru

· 28 MeivPeresmian Perkampungan Pendeta Pensiun dan Kantor Departemen Diakonia Sosial di Pematangsiantar.

· 30 Desember - Berdiri Distrik Tanah Alas.

1974

· Universitas Wittenberg menganugerahkan gelar “Doktor Hanoris Causa” keda Pdt. T.S. Sihombing; Pdt. G.H.M. Siahaan dipilih menjadi Ephorus HKBP dan Pdt. F.H. Sianipar menjadi Sekretaris Jenderal.

· 31 Juli - Berdiri Distrik Asahan Labuhan Batu

· 2–3 November - Jubileum 75 tahun Zending HKBP.

1976

· 27 Januari - Peresmian Pendidikan Diakones HKBP di Balige

· 2 Agustus - HKBP memandirikan HKBP Angkola.

1978

· Fakultas Theologia Universitas HKBP diputuskan menjadi Sekolah Tinggi Teologia (STT) HKBP; Pdt. P.M. Sihombing, MTh terpilih menjadi Sekretaris Jenderal HKBP

· 23–27 Januari - Sinode Godang Istimewa di Simanare Sipoholon

24 Juni 1979

· Peresmian Distrik Simarkata Pakpak

1980

· 11 Juni - Kursus Ketrampilan Pria berdiri di Parparean Porsea

· 11 Agustus - Kursus Ketrampilan Wanita berdiri di Doloksanggul

1983

· 24 Februari - Persemian Distrik Tebing Tinggi Deli

· 28 Agustus - Penahbisan Diakones Pertama di HKBP Balige

Februari 1985

· Peresmian Distrik Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)

1986

· 27 Januari - Peresmian Auditorium HKBP di Seminarium Sipoholon

· 27 Juli - Penahbisan Pertama Pendeta Wanita di HKBP, Pdt. Norce P Lumbantoruan

· 14 Agustus - Peresmian Kantor Induk HKBP di Pearaja Tarutung

1987

· Pdt. S.A.E. Nababan dipilih menjadi Ephorus HKBP dan Pdt. O.P.T. Simorangkir menjadi Sekretaris Jenderal.

· 27–31 Juni - Sinode Godang ke-48

1988

· 23 Mei: Berdiri Distrik Humbang Habinsaran

· 10–15 November - Sinode Godang ke-49 menetapkan Garis-garis Besar Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan (GBKPP) HKBP

1990

· 20–9 Juli - Perkemahan Kerja Pemuda HKBP di Sipirok

· 10–15 Juli - Konferensi Pemuda di Sipirok

· 18–21 Juni - Konsultasi Teologia di Parapat

9–12 April 1991

· Sinode Godang ke-50

23–28 November 1992

· Sinode Godang ke-51. Ada 3 agenda di Sinode Godang ini, yaitu; Penyelesaian Kemelut HKBP, Periode Fungsionaris dan menetapkan Aturan Peraturan (AD dan ART) HKBP untuk tahun 1992 s/d 2002. Sinode berhasil memutuskan: Tim Penyelesaian Kemelut dan Aturan HKBP 1992 – 2002 (AD) tanpa Peraturan (ART). Pemilihan Fungsionaris HKBP tidak terlaksana, terjadi keributan dan perpecahan di tubuh HKBP hingga tahun 1998.

11–13 Februari 1993

· Sinode Godang Istimewa di Medan melalui undangan Pejabat Ephorus. Di Sinode ini terpilih Pdt. P.W.T. Simanjuntak sebagai Ephorus dan Pdt. S.M. Siahaan sebagai Sekretaris Jenderal.

1994

· 29 September–1 Oktober - Sinode Godang ke-52 menetapkan Aturan Peraturan (AD & ART) tahun 1994 – 2004.

· 23 Oktober - Peresmian HKBP Distrik Indonesia Bagian Timur (IBT)

1995

· 16–17 Juni - Sinode Godang Penyatuan HKBP Simarkata Pakpak Otonom dan GKPPD

· 6 Agustus - HKBP memandirikan Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD)

· 24 September - Peresmian HKBP Distrik Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta (Jabartendy)

17–22 November 1996

· Sinode Godang ke-53 membicarakan Konfesi HKBP

1998

· Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai Pejabat Ephorus dengan tugas menyelenggarakan rekonsiliasi selambat-lambatnya enam bulan.

· 26 Oktober–1 November - Sinode Godang ke-54 di Pematang Siantar / Balige.

· 17 November - Pernyataan bersama yang ditanda tangani Ephorus Pdt. S.A.E. Nababan dan Pejabat Ephorus Pdt. J.R. Hutauruk di Gereja HKBP Sudirman Medan, menentukan rekonsiliasi melalui Sinode Godang Rekonsiliasi tanggal 18–20 Desember.

· 18–20 Desember - Sinode Godang HKBP di Kompleks FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Pdt. J.R. Hutauruk terpilih sebagai Ephorus dan Pdt. W.T.P. Simarmata terpilih sebagai Sekretaris Jenderal.

2000

· 26 Juli - Konferensi Nasional HKBP di Convention Center Jakarta

· 21–24 November - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon nemetapkan ”Kebijakan Dasar Pendidikan HKBP” (KDP-HKBP)

2002

· 30 September–1 Oktober - Sinode Godang di Seminarium Sipoholon menetapkan Aturan Peraturan (AD&ART) yang baru, berlaku 1 Januari 2004, dan Distrik : Jakarta 2, Kepulauan Riau, Jakarta 3, Riau, Langkat, Wilayah Tanah Jawa, Jambi.;

2011

· 7 Oktober - Jubileum 150 Tahun HKBP

6. Sejarah HKBP Baturaja Ressort Baturaja Sumatera Selatan

Awalnya jemaat mula – mula di kota ini sudah ada sejak tahun 1970an, tetapi belum menjadi jemaat HKBP melainkan jemaat di Gereja Pantekosta Rahmat yang terletak di Lrg.Cempedak Jln Pahlawan Kemarung. Kemudian jemaat yang berasal dari suku batak mulai merindukan jati diri dari tanah batak untuk bergereja dengan adat batak di dalam HKBP. Lalu di tahun 1976 mulai dirintislah Gereja HKBP tapi karena jemaatnya masih sedikit dan belum ada gedung maka diundur tetapi sudah masuk dalam jemaat HKBP dengan cara menjadi Gereja Pos Pelayanan dari HKBP Palembang. Karena belum ada tempat akhirnya jemaat meminjam gedung Gereja Pantekosta Rahmat dan itulah anehnya 1 gedung gereja dengan 2 organisasi gereja di dalamnya.

Keadaan mulai membaik di sekitar tahun 1985 ketika Kapolres baru di POLRES OKU dijabat oleh seorang jemaat HKBP yang bermarga Simatupang. Bapak ini dengan sukarela menyumbangkan materi dan pemikirannya serta memotori pembangunan gedung gereja yang sederhana. Akhirnya pada tanggal 24 November 1986 di resmikannyalah Gereja HKBP Huria Baturaja Ressort Palembang yang beralamat di Lrg Veteran Jln Dr.M.Hatta no.1051. Gedung gereja yang diresmikan masih sangat sederhana dengan kapasitas sekitar 180 orang dan sebuah kantornya.

Tetapi masalah tidak kunjung berakhir, setelah bapak kapolres diganti maka masyarakat sekitar mulai menuntut ditutupnya gereja ini. Sehingga pada tahun 1987 tidak dirayakannya natal di gereja ini. Tetapi dengan kerja keras dan kuasa Tuhan maka di akhir tahun 1988 gereja HKBP Baturaja diakui PEMDA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU dan itulah sebagai hadiah natal yang indah.

Seiring dengan perkembangan Kota Baturaja menjadi kota sentra ekonomi yang dilalui jalan lintas tengah sumatera maka semakin banyak orang batak yang merantau di kota ini. Keadaan ini semakin didukung dengan semakin banyak jemaat HKBP yang membuka lapangan pekerjaan pribadi, menjadi pegawai pemerintah atau swasta dan bahkan menjadi pejabat. Maka pada tahun 1999 HKBP Baturaja membeli tanah kosong di belakang gereja dan dibangun gereja baru yang bertingkat dengan kapasitas 800 orang serta kantor 2 lantai dan diresmikan pada 24 November 2000 oleh Ephorus HKBP dan Bupati OKU sekaligus peresmian HKBP Baturaja sebagai Ressort Baturaja. Untuk memantapkan pelayanan dibuatlah 4 sektor di dalam kota dan 2 sektor di luar kota serta meminta pelayanan tambahan dari pusat.
Dengan perkembangan yang cepat maka gereja ini bergabung dengan BKSAG (Badan Kerja Sama Antar Gereja Kab.OKU ) dan telah beberapa kali menggelar event besar baik dalam lingkup gereja maupun umum. Jemaat dan pelayannya tidak hanya dari suku batak melainkan ada yang dari suku Jawa, Chinese dll. Tahun 2011 ini dilakukan kembali gebrakan baru sering dengan Jubileum 150 Tahun HKBP dan 25 Tahun HKBP Baturaja dengan membeli tanah di belakang gereja untuk dibangun tempat parkir, lapangan futsal, pembaharuan alat music, fasilitas gereja, serta renovasi fisik gereja serta memfungsikan gereja lama sebagai perpustakaan, dan gedung serba guna.

Tidak ada komentar: